1. Manusia dengan Cinta Kasih
Pengertian
Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling mencium, merangkul dan sebagainya.
KASIH SAYANG
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam-macam CINTA, yaitu:
1. Cinta Terhadap Allah
2. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
3. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
4. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
KEMESRAAN
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling mencium, merangkul dan sebagainya.
KASIH SAYANG
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam-macam CINTA, yaitu:
1. Cinta Terhadap Allah
2. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
3. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
4. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga
kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib.
Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata.
Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi
rasa cinta dan kasih.
PEMUJAAN
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
2. Manusia dengan Keindahan
PEMUJAAN
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
2. Manusia dengan Keindahan
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran, keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan.
Keindahan
bisa membuat kita gembira, bersyukur dan lain-lain. Orang yang hidup tanpa
keindahan pada realita maka dia akan cenderung kurang bersemangat.
Untuk
pembedaan itu dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah “beauty”
(keindahan) dan” the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan
filsafat, kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukan saja disamping itu
terdapat juga perbedaan menurut luasnya perngertian ini sebagai berikut:
1. Keindahan dalam arti luas.
2. Keindahan dalam arti estetis murni.
3. Keindahan
dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatannya.
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran.
A. Makna Keindahan
Apa itu
keindahan, oleh karena itu sampai sekarang ini kita bisa temukan berbagai
batasan atau pengertian tentang keindahan.
beberapa
persepsi tentang keindahan berikut ini:
1. Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
menyenangkan bagi yang melihat.
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang
teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan
keseluruhan itu sendiri.
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaanya
itu belum indah. Keindahan harus bisa memupuk perasaan moral. Jadi
ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral.
4. Keindahan
dapat terlepas sama sekali dari kebaikan.
5. Yang indah memiliki proporsi yang harmonis. Karena
proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat di samakan dengan
kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik.
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa
senang.
7. Yang indah
adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam
waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan.
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil. Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek. Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya. Sedang yang kedua, yang disebut keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya di tinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya.
B. Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan
keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk
keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara
maupun seni pertunjukan).
Keindahan
merupakan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
keindahan
tersebut pada dasarnya adalah almiah. Batas keindahan akan behenti pada sesuatu
yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Orang yang mempunyai konsep
keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam
menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi
merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek
imajinasi.
3. Manusia dengan Penderitaan
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur sebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
Pada
hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu
selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakan rangkaian dari
kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu
dapat teratasi tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut.
Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua
penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang
mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa
yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena
penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.
Agar manusia
tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga
sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sesama manusia, dan alam sekitar, kita akan hidup dengan nyaman
dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan
percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita, kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat
batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.
Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.
Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
- Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
- Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.
Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang
paling jitu adalah "mawas diri". Dengan jalan itu dapat memperoleh
jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita menjadi orang yang sabar
dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi 3 bagian sebagai berikut :
- Nasip
buruk, penderitaan ini karenakan
perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia
dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir
di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah
manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan
optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
tersebut.
- Kehilangan
orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan
memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah
yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan
Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia
yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
- Kemiskinan,
banyak
orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan
apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita
karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan
kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
o
Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
o
Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.
4. Manusia dengan Keadilan
adalah kondisi kebenaran ideal
secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar.
Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran
bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidak
adilan, karena definisi keadilan itu sendiri tidak jelas. Intinya keadilan adalah
meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
A.Keadilan menurut Aristoteles
Kelayakan dalam tindakan
manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem
yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua
orang atau benda yang memiliki kesamaan dalam ukuran yg ditetapkan. Bila masing–masing
orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran
terhadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
B.Keadilan oleh Plato
B.Keadilan oleh Plato
Diproyeksikan pada diri manusia
sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya
dikendalikan oleh akal.
C.Socrates
Memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah
merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik.
D.Kong Hu Cu
Berpendapat bahwa keadilan
terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai
raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas
pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati. Dan secara
keseluruhan dari sekian banyaknya pendapat tentang keadilan. Arti keadilan itu sendiri
adalah keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai
persoalan juga tidak memihak kepada siapapun.
1. KEADILAN SOSIAL
Seperti
pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk
mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya
masing-masing.
2. BERBAGAI MACAM KEADILAN
a) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat
yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap
orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya(Than
man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan Sunoto menyebutnya
keadilan legal.
b) Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara
sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is donewhen equals
are treated equally).
c)
Keadilan Komutatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak
adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
TERIMA KASIH
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar